Setiap tulisan
di bawah ini adalah murni dari hasil pemikiran sendiri, jika anda merasa ada manfaat
dari artikel ini, anda bisa mengambil hikmahnyam dan untuk menyempurnahkan
artikel ini, saya sebagai penulis dengan lapang hati menerima setiap kritikan
yang bersifat membangun. So, give your comment below!
T I D A K !!!
(image source: https://sheroes.in/img/uploads/article/high_res/say-no_prajakt_august.png)
Terkadang ada
hal yang paling sulit untuk kita ucapkan, entah itu dalam keadaan senang bahkan
hal yang paling membuat emosi dan bahkan menyakiti hati sekalipun. Apalagi
kalau kata tersebut kita lontarkan kepada orang yang sudah kita kenal seperti
orangtua, saudara atau bahkan sahabat terdekat sekalipun.
Dalam artikel
kali ini, saya ingin membahas mengenai kata “tidak” yang umumnya telah lazim kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut http://artikata.com/arti-354539-tidak.html,
kata “tidak” (kata sifat/adjective) adalah partikel untuk menyatakan pengingkaran,
penolakan, penyangkalan, dsb. Kata "tidak" ini seringkali
dipakai untuk menyangkal atau menyanggah apa yang dikatakan orang terhadap kita
yang notabene nya adalah tidak benar dan tak sesuai dengan kenyataan, kata “tidak”
juga acapkali kita gunakan untuk menolak tawaran entah berupa tawaran traktiran
makan, traktiran ngopi dari sahabat atau lain sebagainya.
Tau kah anda
kalau kata “tidak” tersebut juga berdampak sangat buruk bagi gangguan kejiwaan
apabila tidak atau belom sempat kita ucapkan untuk menyampaikan maksud dan
tujuan kita untuk menyangkal apa yang dikatakan orang lain kepada diri kita,
atau menolak tawaran yang menggiurkan dari sahabat kita.
Saying
“NO” loudly!
Seringkali
kita terjebak dalam friend-zone, bro-zone atau sister-zone dan lain sebagainya,
yang membuat kita sulit untuk mengucapkan kata “tidak” ini karena terhalang
berbagai faktor seperti malu hati atau merasa tidak enak untuk mengatakannya
dengan lantang. “Mean what you say and
say what you mean!” - Erik Fisher, Ph.D.
Berdasarkan
pengalaman pridadi saya, terkadang saya merasa sangat sulit untuk menghindari
situasi semacam ini. Namun saya belajar dari kutipan Erick Fisher untuk
menegaskan apa yang telah saya katakana dan berusaha agar terus mempertahankan
keputusan yang telah saya buat serta menghindari gangguan yang mengintervensi
keputusan saya. Setiap orang harus belajar untuk menghargai keputusan yang
dibuat oleh orang lain, selama keputusan yang kita buat sama sekali tidak
merugikan mereka atau bahkan merugikan sekalipun, ini adalah prinsip hidup yang
kita jalani masing-masing, konsekuensi dari keputusan yang telah kita buat akan
kita tanggung sendiri, jika memang dikemudia hari kita merasa menyesal karena
telah gagal mengambil keputusan, kita akan jadikan semuanya itu sebagai suatu
pelajaran berharga untuk tidak mengulanginya lagi.
Saying NO is not a crime!
Katakan
tidak untuk hal yang tak kita sukai adalah bukan suatu tindakan kriminal,
sebagai contoh anda adalah seorang yang bukan dikategorikan alcoholic atau
pecandu alkhohol, suatu saat anda berada dalam situasi sedang asik ngobrol
dengan teman-teman anda namun tanpa sadar teman anda memberikan segelas minuman
keras kepada anda, yang lintas dipikiran anda saat itu hanyalah have-fun semata
karena terbawa arus obrolan yang begitu menghanyutkan dan mengasikan, tentu
saja anda akan merasa “awkward”. Bila anda tergolong orang yang menghargai
pemberian orang lain, apa yang akan anda lakukan? Sementara sebagian atau
bahkan semua teman anda yang saat itu ikut nimburung dalam percakapan yang seru
itu juga menerima tawaran yang entah tanpa sadar, suka atau tidak suka tetapi
langsung saja meneguk minuman yang ditawarkan teman anda. Akankah anda sanggup
menerima kritikan atau “bully” atau bahkan disangka sombong oleh teman-teman
anda? Mungkin ini biasa-biasa saja, tapi tahukah anda bila setiap keputusan
punya dampak yang sangat berbeda-beda. Di sini saya tidak akan membahas jurus
untuk menangkis tawaran semacam itu, saya hanya ingin sedikit berbagi kalau
saja katakana “tidak” bukan merupakan suatu bentuk kejahatan, kenapa harus malu
untuk mencobanya?
Saying NO without explaining the
reason why!
Terkadang
saat kita dalam keadaan jenuh, bosan atau capek, kita tidak ingin terlalu
banyak berkomentar yang macam-macam tentang hal-hal tertentu yang nantinya
menggangu sistem saraf kita. Kita hanya butuh kopi dan musik yang menyegarkan
otak lalu katakana tidak begitu ditawarkan suatu kerjaan baru dari orang lain,
tentunya orang akan menanyakan why don’t you like it? But hey, I don’t have to
explain it to you! I just don’t like it and don’t wanna do it! Yes, sometimes
you need to do that such a kind of things in order to shut them up by not
giving the reason why because it’s not their business.
(Image source: http://www.womenshealthmag.com/sites/womenshealthmag.com/files/images/say-no.jpg)
Written by: @oldryronald
Tidak ada komentar:
Posting Komentar