Minggu, 15 Desember 2013

Dawai Rindu



Mata belum cukup istirahat,
Hati masih dibasahi guyuran hujan rindu semalam
Pagi datang begitu mendadak
Suara kidung malaikat bersaut-sautan
Bergema bersama rindu yang kian menderu

Daun-daun kering berjatuhan
Beguguran bersama serpihan rindu yang berceceran
Bila mana pagi adalah permulaan hari
Aku ingin melangkahkan kakiku
Perlahan namun pasti menuju ke arah hatimu

Ketika embun pagi mulai membasahi permukaan daun,
Disitu ada perasaan cintaku yang mulai membasahi permukaan hatimu
Kenangan selalu datang lebih awal dari pagi yang meninggi.
Tak lebih baik dari mengaduk kopi untuk sepiku sendiri
Pagi ialah tentang selarik sajak, aroma kopi 
dan untaian senyummu yang melarut hingga tenggelam di dasar cangkirku

Kelak, di musim hujan berikut, akan kupetik buah rindu untukmu. 
Kita nikmati embun, bersama secangkir kopi hangatnya cinta
Olehnya itu menarilah bersama dalam ikatan niscaya
Biar masing-masing jiwa raga kita
Bersama menghayati artinya kerinduan
Seperti dawai gitar bergetar dalam lagu.

Written by @oldryronald

Tidak ada komentar:

Posting Komentar