Kamis, 27 September 2012
Langit Kelam
Denyut nadi bergetar tiada henti dalam darah, waktu yang begitu cepat berubah tanpa bilang-bilang, aku merasakan sesuatu yang beda, sesuatu yang menyengsarakan hidupku, rasanya ingin lari dari semua kenyataan hidup ini, kenapa begitu pahit semua jalan-jalan ini? adakah seseorang di luar sana yang mau membantu ku? aku sering tak mengerti kenapa hal ini datang bagai musim kemarau yang lupa berganti musim, pagi ku terasa hampa, malam ku terasa bagai dalam penjara, siang ku bagai seorang pengembara yang homeless dan tiada persingahan bagi batin jiwaku.
Mungkinkah ini kutukan atau apa? aku pun tak paham, semua terus berlangsung begitu saja, betapa jananam nya dunia ini, oh jiwa ku gersang sekali.
Ini bukan soal tidak atau tak akan ada namun ini hanya masalah waktu, kenapa aku selalu terjebak dalam waktu yang salah? apa salah-ku?
Rembulan malam diiringin desiran daun-daun gugur di luar sana, yah mungkin saja mereka menjadi saksi bisu derita ku ini, kopi pahit terus saja ku teguk, dan sebatang rokok yang beracun terus ku isap tanpa peduli betapa pahitnya jalan hidup ini, tak apa lah, mugkin belom tba saja waktunya.
Jeritan hati yang kian merana, tapi aku yakin Tuhan tidak sejaha itu.
Sang pembuat langit, kemana kau Engkau saat risa hati ini kian menjerit? sesekali aku berpikir untuk meninggalkan dan berpaling dari semua ini tapi apalah daya aku diciptakan kalo tidak mau berupaya?
Di penghujung malam hati berseru dan bersungut-sungut dengan semua ini namun belom juga kesejukan itu datang, hai sang waktu, kenapa engaku begitu tegah?
Langit yang kelam memang begitu mempermainkan hati kecil ku ini, Oh Tuhan!! Dapatkah Engkau menghalang semua ini? oh tidak aku harus tetap sabar... mungkin ini terlalu pagi untuk mengeluh, namun satu yang saya yakini bahwa Tuhan akan memberiku kekuatan untuk menjalani semua ini. mungkin ini hanya sebuah proses menuju kedewasaan, aku terus optimis dengan semua ini... bentuk lah aku yah Tuhan, seperti bejana yang awalnya sukar dibentuk namun terlihat cantik pada akhirnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Hari berganti hari Waktu berkejar-kejaran Musim berganti-ganti Kemarau yang berkepanjangan Tetes airpun mulai membasahi bumi Huj...
-
Malam yang tenang, sunyi dan sepi Di bulan November yang penuh hujan Tetesan maupun dengan derasnya jatuh berguguran Bercucuran k...
-
Denyut nadi bergetar tiada henti dalam darah, waktu yang begitu cepat berubah tanpa bilang-bilang, aku merasakan sesuatu yang beda, sesua...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar