Apapun persoalan hidup yang
sedangku alami sekarang ini, sama sekali tidak menjadi kendala ataupun
menyurutkan niatku untuk tetap terus berjalan. Selama aku masih bernafas aku
akan terus berjuang, memperjuangankan apa yang menjadi cita-cita dan impianku.
Mungkin tahun kemarin aku masih
menjadi orang yang sama, sama seperti yang orang lain kenal. Tapi ketahuilah, sesungguhnya
hidup ini seperti bola yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Kita tak
pernah sadar dengan segala keputusan hidup yang telah kita buat. Mungkin di
masa silam kita hidup dalam bayang-bayang kelam yang tampak suram sekali, dan
bahkan terus berputar dalam lingkaran setan yang begitu monoton. Lalu tanpa
sadar kita telah menghabiskan waktu pada hal yang tak penting, semua waktu
hanya terbuang sia-sia. Kadang kita harus menunggu moment yang tepat untuk
bergerak, atau bahkan kita sendiri melawan arus untuk mencoba melarikan diri
darinya. Itulah pilihan yang harus kita buat.
Aku paham dengan penuh segala
kesadaran mengenai apa yang telah ku buat dimasa lampau, memang sulit untuk
keluar dari zona yang kita anggap sangat nyaman, seringkali penyesalan selalu
ku pikirkan setiap malam, menghabiskan malam sendiri dengan secangkir kopi dan
menulis baris-baris puisi yang penuh kepiluan hidup. Terkapar di atas ranjang
dengan sejuta pemikiran yang tidak ada habis-habisnya. Lalu kemana lagi harus
kuberjalan, sepertinya semua jalan terasa begitu jauh dan menjenuhkan. Sungguh,
pilihan hidup ini begitu rumit untuk kuambil.
Kukira kemerdekaan hanyalah
berhubungan dengan perang dan gencatan senjata antara dua pihak, yang satunya bersifat
mengekang dan satu pihaknya lagi menuntuk pembebasan. Namun apa yang ada di
dalam dadahku lebih sesak dari apa yang pernah ku bayangkan. Perang batin yang
begitu hebat melawan rasa malu hati dan ketidakenakan serta ketidaknyamanan pada
sebagian orang. Bila saja kutuliskan semuanya di sini, maka tak akan pernah
habis meskipun sampai ayam menumbuhkan giginya.
Bagaimana mungkin kubisa lari
jauh, menghilang tanpa jejak bila saja aku masih membutuhkan setiap orang untuk
selalu berada disisiku? Tetapi di sisi lain, jeritan hati kecilku yang kian
terkekang dengan setiap sikap dan perbuatan mereka yang selalu kubenci. Semena-mena,
ingin menang sendiri, egois dan lambat-laun begitu memuakan.
Selalu kutanamkan dalam jiwa ku atas
segala pengertian baik tentang arti kehidupan, tetapi acapkali jiwaku
memberontak dan ingin lari dari kenyataan yang ada. Sering juga kuberpikir,
jika saja kuberhasil lari dari lingkaran setan yang kian melingkariku, kurasa
semua tak akan begini jadinya. Namun, kenyataan berkata lain.
Hidup bukan hari ini saja, kalau
hari ini begitu banyak yang membantuku, semoga dikemudian hari aku bisa
membalas semua kebaikan mereka. Inilah yang selalu menjadi kata-kata untuk
menguatkanku dikala segala macam hasutan dan dakwaan si iblis mulai menyerangku.
Semua yang pernah tinggal bersama denganku juga tau, akan betapa tulusnya
hatiku.
Untuk saat ini, biarkan aku pergi
sejenak. Aku takkan lari, aku juga tak akan menghilang. Aku hanya ingin
mengistirahatkan pikiranku, mendamaikan hatiku yang terlanjur luka,
menyembuhkan luka batin yang begitu dalam.