Malam ketika hujan masih menetes dengan intensitas
yang ringan, kami berlima duduk membentuk lingkaran seakan mengurungi
cangkir-cangkir kopi yang kami teguk perlahan-lahan, ditambah lagi dengan
obrolan masa lalu yang bisa dikatakan sedikit bisa membawa suasana hati seakan
sejenak berhijrah ke masa lampau, masa dimana awal-awal pengenalan satu sama
lain, meskipun ada seorang dari kami yang baru saja saling kenal, namun arus
obrolan seakan mengalir dengan lembut seiring dengan musik yang sedang kami
dengar bersama-sama.
Pertemanan adalah sungguh sebuah topik yang apabila
mau dibahas maka sama seperti mahasiswa tingkat akhir yang sedang menuntaskan
skripsinya yang kadang kala menemukan berjuta kendala hingga pada akhirnya
menghabiskan banyak waktu hanya untuk menyelesaikannya. Begitu luas dan
melebar, saya sendiripun tak sanggup harus dari mana menjabarkannya.
Minggu malam ketika tersisa beberapa jam saja untuk
mengakhiri bulan pertama di awal tahun 2016 ini, sungguh suatu malam yang
panjang dan penuh obrolan yang terlampau seru hingga membuat kami sama-sama
seakan membunuh waktu, dan enggan menengok jam dinding yang tak pernah lelah
berputar mengelilingi 12 angka itu.
Kadang dalam hidup, sering kita jumpai berbagai
macam orang, yang entah sudah saling kenal atapun hanya sekedar tau saja dan
malah bahkan tidak pernah kenal sama sekali. Boleh dibilang ini adalah warna
dalam kehidupan, meskipun latar belakang kami berlima dari keluarga yang
berbeda-beda, tetapi apalah artinya semua itu kalau kita punya kopi untuk
dinikmati bersama? Semua akan terasa indah dan lebih bermakna.
Ada begitu banyak pembahasan yang kami bahas malam
itu, mulai dari sekedar berbasa-basi menanyakan kabar yang sudah lama tak
saling sapa, berlanjut lagi ke persoalan hidup masing-masing yang kian rumit dengan berbagai persoalan, hingga ke masalah
politik yang belum tuntas di negeri ini yang ibarat kata baru dikeluarkan dari
oven alias "masih panas" yang mengundang banyak pro dan kontra dari
semua kalangan lapisan masyarakat, ada juga permasalahan politik dunia mulai dari
dunia barat ke belahan dunia lain hingga pada akhirnya harus menyeduh kopi
untuk kedua kalinya lagi.
Kita tidak pernah tau seberapa sering seseorang
yang kita kenal akan masih bertemu dengan kita lagi, baik sekali dalam sebulan,
sekali dalam setahun atau bahkan sekali setelah sekian tahun lamanya, karena
masalah kehidupan dan urusan pribadi masing-masing, belum lagi bila jarak,
ruang dan waktu yang bisa sempat mempersatukan kita lagi dalam sebuah pertemuan
seperti begini. Mungkin ada dari kami yang terakhir bertemu tahun lalu, ada
yang bahkan lebih dari itu, kita tak pernah tau rahasia kehidupan di masa depan
nanti. Yang pasti adalah patut disyukuri
karena masih diberi kesempatan lagi dari Sang Pembuat Semesta ini untuk
kembali bertemu dan bercengkrama meskipun tak seintens seperti dulu lagi, namun
rasa cinta, kasih dan sayang dari persahabatan yang telah dibangun
bertahun-tahun lamanya masih belum lekang oleh waktu hingga masih menghadirkan
canda tawa yang jujur dan yang terpancar dari senyum tulus dari setiap wajah
kami.
Pada dasarnya kita diciptakan dan ditakdirkan untuk
mengisi kekosongan di hati orang lain lewat kehadiran kita dalam kehidupan
mereka. Tidak salah bila beberapa jam saja bertemu namun sudah bisa untuk
membunuh sejuta rasa rindu yang selama ini belum tersalurkan. Kadang bila rindu
belum tersalurkan, ada begitu banyak rasa penasaran yang muncul lewat
pertanyaan dalam setiap orbolan kita.
Tidak semua orang kita kenal ditakdirkan untuk
hidup bersama-sama dengan kita, ada yang hanya sebentar saja kemudian hilang
kabar, kemudian muncul lagi dan menanyakan kabar dan kemudian hilang lagi dan
tak pernah ada kabar lagi. Ada yang datang ketika hidup kita bergelimangan
harta namun pergi jauh ketika kita jatuh miskin, dan sebaliknya ada yang datang
ketika kita dalam keadaan terpuruk dan memotivasi kita dan membantu kita untuk
berdiri dan berlari mengejar impian, angan dan cita-cita kita. Ada juga orang
yang selalu setia, baik kita dalam kondisi yang sangat terpuruk, menjalani
hidup bersama ibarat berjalan bersama di kegelapan malam yang begitu suram,
melewati setiap lorong gelap dan menghalau hujan dan petir, dan saling
bergandengan tangan dan terus berjalan hingga menemukan titik cahaya fajar di
ujung kota seberang sana.
Dalam hidup yang sedang kita jalani, rasa penak,
capek, penyesalan, sakit hati, dan lain sebagainya seringkali menghantui setiap
tetesan keringat perjuangan yang telah kita perjuangkan. Mungkin dengan begitu
banyak persoalan yang kita hadapi, kadang kita merasa jenuh, rasanya ingin
berhenti berjalan saja, atau cukup sudah sampai di sini. Sering kali apa yang
kita dapati tak sesuai dengan apa yang kita harapkan lalu malah kita pergi
mencari yang lain, atau memutuskan untuk berhenti mencari dan bahkan berbalik
arah dan meninggalkan semua jeri payah yang telah kita perjuangkan, tapi malah
hanya menyisahkan penyesalan yang mendalam yang kian lama kian terpuruk dalam
lingkaran setan.
Ada satu hal yang masih kita punya yaitu
"kenangan", yang tak bisa direbut oleh siapapun. Orang bisa mengambil
apa saja yang menjadi hak kita, menyusahkan kita dengan segala macam cara, tapi
mereka tak bisa mengambil setiap momen indah yang pernah kita lewati bersama di
masa lalu.
Hari ini, bila saja kita masih sering bertemu satu
sama lain, itu semua merupakan suatu bukti harapan kita di hari kemarin. Kalau
saja harapan itu akan selalu ada tiap hari, maka akan selalu ada hal-hal baik
yang sedang menanti kita di masa depan. Jangan pernah sepelehkan setiap moment
yang pernah kita jalani bersama.
Bulan boleh berganti, kemarin Januari hari ini
sudah Februari tapi apa yang kita lakuan hari ini, itulah yang akan menentukan
masa depan kita. Selamat datang bulan Februari, semoga segala harapan indah di
bulan ini bisa direalisasikan, selamat berjuang melawan setiap rasa ego kita masing-masing,
kalahkanlah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum kau takhlukan dunia.
Written by @oldryronald
Yogyakarta. February 1, 2016