Saturday night, here is the story goes!
Malam itu, suasana rumah begitu rame dan penuh kebahagiaan, perayaan ulang tahun pacar teman yang begitu sederhana berjalan dengan lancar.
Mas Joe, itulah nama pacar teman saya yang saat itu entah berusia ke berapa, bukan kali ini aku bertemu dengan nya, seorang pribadi yang dewasa dan sekaligus seorang kaka yang baik.
Sembari kue ulang tahun dibagikan kepada kami, budaya saling bertukar cerita seiring mengihasi malam yang boleh dikatakan penuh sejarah ini.
Tanpa persiapan yang berarti, malam itu kami semua bersepakat untuk jalan-jalan ke rumahnya Mas Joe. Saat itu jam dinding menujuk ke angka 8 dan kami semuapun telah selesai menyantap makan malam, tanpa basa-basi kami lalu packing dan persiapan kecil-kecilan sebelum akhirnya cabut dari Purwokerto.
HAPPY BIRTHDAY MAS JOE!! :) :) :)
Setelah kurang lebih jam 10 malam, kami langsung berangkat menuju Wonosobo, oh man! This is the city where I've been very exciting to visit, I feel like I am the lucky person!
Many stories I've heard about this city, some people say it's the cold and fresh city, the others say it's a beutiful and even heaven city and it builds up my curiosity about getting there as soon as possible!
The night was getting tight and lonely road we've through by, wind gently blew and everything turned to an excitement! It took 2 hour from Purwokerto to be in there and suddenly we've arrived safely!
When my friends and I were just arrive, his mother had already slept and his home is very simple and i felt like home to be there.
Tubuh yang capek pun seketika hilang entah kemana setelah mengirup udarah segar yang belum terkontaminasi dengan polusi udarah perkotaan, sungguh suasana yang sangat nyaman sekali.
Saat itu kami berenam: Vian, Esty, Amin, Ayu, Mas Joe dan saya sendiri. Dingin nya malam yang mulai merambat masuk hingga ke hati yang memporakporandakan hati yang saat itu kacau, kelam nya malam yang penuh sejuta misteri dan hangatnya teh tambi asal kota itu yang begitu hangat dan segar, kami semua menikmati itu dengan suka cita dan penuh kedamaian yang tak terukir maupun terukur.
Dan kami melanjutkan cerita yang sempat terputus oleh dalam perjalanan tadi sebelum akhirnya kami larut dalam dingin kelam nya malam sang penghantar raga menuju pulau impian alias tidur.
September 8th, 2013
Good morning WONOSOBO!!!
Pagi itu, seperti dibangunkan oleh suara ledakan bom nuklir, saya pun tersadar dan saat itu dingin nya embun masih menyelimuti kamar, saya yang berbagi kamar dengan Amin, dia masih tampak terkukuh dan terbungkus oleh selimut tebal dan pastinya masih asyik medulang mimpi dan enggan tuk beranjak dari tempat tidur. Sepertinya saat itu saya orang pertama yang bangun duluan, waktu menujuk pukul 05:00 dan seperti si Amin, semua nya belum juga bangun pengaruh dingin yang merasuk dalam hati dan menembus ruang-ruang yang tak terjangkau.
Rasanya masih malas juga untuk beranjak keluar karena sebenarnya pagi masih sangat dini, tetapi tuntutan hati dan schedule hari ini yang begitu menarik tuk diarungi, maka saya putuskan tuk melawan keinginan raga tuk kembali tidur dan mengikuti keinginan hati untuk pergi mandi.
Saat itu, air di bak ibarat bongkahan-bongkahan es yang di masukan ke dalam nya, nyaris tak mau ku sentuh apalagi buat dipake mandi, namun saya dengan sekuat tenaga dan dengan tekat yang bulat, HARUS MANDI!!! Awalnya saja dingin, namun setelah mandi, pikiran begitu jerih dan tenang, sekujur tubuh begitu segar dan begitu membangkitkan gairah tuk menjalani hari yang panjang ini.
Setelah abis mandi, satu persatu teman saya pun mulai bangun dan Esty dan Vian pun menyiapkan sarapan pagi. Hari itu, sarapan yang sederhana sekali mengingatkan ku pada rumah, nasi kacang merah dan lauk pauk dan sama persis seperti apa yang biasanya mama ku masak.
Persis setelah kami semua mandi dan sarapan, kami siap tuk jalani hari yang begitu menyenagkan ini.
Sebelum matahari membumbung tinggi mencerahkan hari, kami semua sudah bergegas meningalkan rumah!
HERE WE GO!!!!!!!!!!!!
~ Amin and I
~ Vian
Dalam perjalanan menuju Dieng atau yang lebih di kenal dengan dataran tinggi Dieng, daerah pegunungan yang begitu indah, bersih, rapih dan begitu memanjakan mata, OH GOD! IS THIS THE LOST PARADISE? I JUST CAN SAY NOTHING!!!
Lereng-lereng gunung yang hijau, lekukan-lekukan tubuh lereng gunung yang begitu sexy and exotic! Udara yang murni, di samping lereng yang kami lewati, para petani teh, kentang dll yang baru saja memulai aktifitas mereka dipagi hari, sungguh suatu surga bagi para pencari ketenangan jiwa seperti kami.
Dari kejauhan mata memandang, bunga-bunga mekar, tanaman-tanaman hijau dan pepohonan yang rindang seakan menyambut dan tersenyum pada kami, alangkah indah, ajaib dan perkasanya karya Tuhan bagi bumi ini. Sungguh aku pun tiada henti menyanjung keagungan Tuhan saat itu.
Dari ketingian gardu pandang ini, mata seakan tak mau terpejam, dan takjub dengan keindahan dan pesona gunung Sumbing dan Sindoro. Akupun tak tau harus menjelaskan dengan cara apalagi tentang semua ini.
Setelah dari gardu pandang, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Dieng dan tentunya ke tempat wisata yang merupakan ciri khas dan unggulan dari Diend itu sendiri.
~ TELAGA WARNA
~ KAWAH SIKIDANG
~ THE OTHER SIDE OF SIKIDANG CAULDRON
Welcome to the Sembungan Village. This is the highest Village in Java Islands!!!
( Amin ~ Vian ~ Ayu & I )
Terkadang segala yang telah terjadi tak akan bisa diulang lagi, jadi pikirkanlah kembali apa yang akan dilakukan sebelum bertindak lebih jauh lagi.
Banyak hal yang sangat menyenangkan yang saya dapatkan dari "TRAVELING" baik perbedaan budaya, kuliner, dan lain sebagainya.
Orang akan lebih menghargai apa yang diceritakan oleh kamu mengenai "PENGALAMAN PRIBADI" dan bukan "BUALAN" atau "OMONG KOSONG" belaka!
Written by @oldryronald